Cari Blog Ini

Senin, 13 Juni 2016

ALTER
-Written by: Pety Rahmalina-
--------
Kali ini aku melamun dalam sepi. Ada ruang yang terasa hampa dalam diri. Udara luar terlalu dingin saat menyentuh kulitku. Angin mulai gusar kuhempaskan kasar sejak tadi. Dia tampak menggerutu tak jelas dan membawa kabut putih.
-
Kabut putih perlahan menyelebungiku, membawaku pada labirin yang entah dimana akhirnya. Adakah sang pencerah yang akan membawaku padaNya?
.
Aku terus berjalan tuk mencari, mencari apa yang akan aku cari. Terus berjalan dan tertatih sendiri. Hingga di suatu sudut akhirnya ku temui. Temui refleksi diri ini, dia sama bahkan tak ada beda. Hanya saja kami terbalik kanan-kiri begitu pula sifat kami.
-
Dia menyunggingkan senyuman misteriusnya. Raut wajahnya berbeda denganku, aku dengan wajah cemasku sedang dia terlihat bersembunyi dalam senyumannya.
.
"Aku mengganggumu?" Aku menatap matanya yang juga merupakan refleksi mataku.
-
"Kau tidak menggangguku, aku sudah lelah tidur sepanjang waktu. Kau yang melemahkanku dan sekarang aku mendapatkan kekuatanku sehingga aku dapat terbangun tanpa panggilan darimu." Senyuman penuh kemenangan kian tergambar di wajahnya.
-
"Bagaimana bisa? Aku tak menginginkanmu! Pergi!" Bentakku padanya.
-
"Kau sudah melemah saat ini- Atma dan aku bisa mengendalikanmu kapanpun saat aku menginginkannya. Kau tak punya kekuatan untuk membuatku tidur kembali dalam kendalimu. Oh iya aku tak bisa pergi. Karena aku adalah dirimu, jika aku pergi maka kau juga harus pergi juga dari Raga!"
-
"Alter apa kau gila? Kau akan membuatku di bawah kendalimu?"
Perlahan tapi pasti Alter mulai mengambil alih posisiku untuk mengendalikan Raga. Dia merasuk dan mencoba menenggelamkanku dalam mimpi yang dia buat.
"Tidak Alter kau tak bisa melakukannya!"
-
"Tidurlah, aku tahu kau sudah lelah. Aku akan mengendalikan segalanya, kau tak bisa mengingkari kehadiranku Atma. Kau sudah terlalu lama bersama Raga dan aku tidak rela jika kau tak menginginkan kehadiranku. Tidurlah!"
-
Cahaya dalam diriku sedetik kemudian menghilang. Kini hanya gelap yang ada. Aku terhempas saat Alter mulai menguasai, dia seakan memasukan obat bius dalam diriku agar aku terlelap jauh dalam diriku sendiri yang kini dalam kendalinya. Kini Ragaku adalah miliknya.
-
"Tidurlah Atma, biarkan aku yang merasakan sakit dan pedihnya. Kau tak boleh merasakannya. Aku sudah biasa dengan rasa sakit yang selalu kurasa saat aku mengambil alih Raga darimu. Kau tak pernah tersakiti karena selama ini aku yang tersakiti. Kau akan bahagia dalam tidurmu. Maka biarkan aku hidup dalam kisah tak mengenakan ini. Kelak kau akan terbangun saat aku melemah karena tak kuasa menahan segala. Semoga kau mengerti Atma. Aku ada karena kau ada."
-
-----
Yogyakarta, 13 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar