ALTER
-Written by: Pety Rahmalina-
--------
Kali ini aku
melamun dalam sepi. Ada ruang yang terasa hampa dalam diri. Udara luar
terlalu dingin saat menyentuh kulitku. Angin mulai gusar kuhempaskan
kasar sejak tadi. Dia tampak menggerutu tak jelas dan membawa kabut
putih.
-
Kabut putih perlahan
menyelebungiku, membawaku pada labirin yang entah dimana akhirnya.
Adakah sang pencerah yang akan membawaku padaNya?
.
Aku terus
berjalan tuk mencari, mencari apa yang akan aku cari. Terus berjalan dan
tertatih sendiri. Hingga di suatu sudut akhirnya ku temui. Temui
refleksi diri ini, dia sama bahkan tak ada beda. Hanya saja kami
terbalik kanan-kiri begitu pula sifat kami.
-
Dia menyunggingkan
senyuman misteriusnya. Raut wajahnya berbeda denganku, aku dengan wajah
cemasku sedang dia terlihat bersembunyi dalam senyumannya.
.
"Aku mengganggumu?" Aku menatap matanya yang juga merupakan refleksi mataku.
-
"Kau tidak menggangguku, aku sudah lelah tidur sepanjang waktu. Kau
yang melemahkanku dan sekarang aku mendapatkan kekuatanku sehingga aku
dapat terbangun tanpa panggilan darimu." Senyuman penuh kemenangan kian
tergambar di wajahnya.
-
"Bagaimana bisa? Aku tak menginginkanmu! Pergi!" Bentakku padanya.
-
"Kau sudah melemah saat ini- Atma dan aku bisa mengendalikanmu kapanpun
saat aku menginginkannya. Kau tak punya kekuatan untuk membuatku tidur
kembali dalam kendalimu. Oh iya aku tak bisa pergi. Karena aku adalah
dirimu, jika aku pergi maka kau juga harus pergi juga dari Raga!"
-
"Alter apa kau gila? Kau akan membuatku di bawah kendalimu?"
Perlahan tapi pasti Alter mulai mengambil alih posisiku untuk
mengendalikan Raga. Dia merasuk dan mencoba menenggelamkanku dalam mimpi
yang dia buat.
"Tidak Alter kau tak bisa melakukannya!"
-
"Tidurlah, aku tahu kau sudah lelah. Aku akan mengendalikan segalanya,
kau tak bisa mengingkari kehadiranku Atma. Kau sudah terlalu lama
bersama Raga dan aku tidak rela jika kau tak menginginkan kehadiranku.
Tidurlah!"
-
Cahaya dalam diriku sedetik kemudian menghilang.
Kini hanya gelap yang ada. Aku terhempas saat Alter mulai menguasai, dia
seakan memasukan obat bius dalam diriku agar aku terlelap jauh dalam
diriku sendiri yang kini dalam kendalinya. Kini Ragaku adalah miliknya.
-
"Tidurlah Atma, biarkan aku yang merasakan sakit dan pedihnya. Kau tak
boleh merasakannya. Aku sudah biasa dengan rasa sakit yang selalu kurasa
saat aku mengambil alih Raga darimu. Kau tak pernah tersakiti karena
selama ini aku yang tersakiti. Kau akan bahagia dalam tidurmu. Maka
biarkan aku hidup dalam kisah tak mengenakan ini. Kelak kau akan
terbangun saat aku melemah karena tak kuasa menahan segala. Semoga kau
mengerti Atma. Aku ada karena kau ada."
-
-----
Yogyakarta, 13 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar